Kecanduan Judol, Psikiater Sebut Tanda-Tanda Orang Punya Trauma Berat

· 2 min read
kaisar-gif
dynasty-gif
Thumbnail

Medan, Gelora Info — Psikiater dr. Jiemi Ardian Sp.KJ menjelaskan bahwa pecandu judol atau judi online, bukanlah hanya sekedar tentang perilaku yang tak terkendali. Kebanyakan pelaku yang kecanduan mengalami masalah atau trauma emosional di masa lalu yang belum terselesaikan dengan baik. Sehingga mereka menggunakan judi sebagai pelarian untuk mencari kepuasan dengan memicu adrenalin dan mendapatkan sensasi yang hebat dan intens yang sulit ditemukan dalam hal lain.

Trauma yang tidak tertangani ini membuat pelaku akan terus bermain meskipun tahu konsekuensinya. Terlebih jika seseorang yang terbiasa main judi kemudian berhenti dan menunjukan perilaku negatif seperti mudah marah, kasar, emosional yang cepat dan terus berganti. maka itu semua merupakan tanda bahwa trauma belum sepenuhnya sembuh. Psikiater Lahargo Kembaren juga menyebutkan bahwa judol merupakan gangguan kejiwaan serius karena menciptakan ketergantungan perilaku yang memicu kerentanan psikologis hingga potensi kriminalitas.

Kecanduan judi online juga membawa dampak kepada orang-orang terdekat pelaku, seperti keluarga. Trauma orang yang kecanduang dapat menular ke orang-orang terdekat atau yang disebut trauma sekunder. Sehingga anggota keluarga dapat mengalami tekanan emosional hanya dengan mendengar atau melihat anggota keluarganya bermain judi online. Penanganan pelaku yang kecanduan judi ini harus dibantu oleh psikolog atau psikiater, dan tidak bisa hanya dengan berhenti bermain. Perubahan gaya hidup, cara berpikir, dan trauma-trauma harus disembuhkan secara emosional dengan bantuan profesional, agar tidak kembali berjudi lagi.

Logo
Copyright © 2025 GeloraInfo. All rights reserved.